Olimpiade Humaniora Udayana IX tahun 2017 Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
2.
TEMA KEGIATAN
Upaya Pencegahan Punahnya Bahasa dan
Sastra Daerah Oleh Generasi Muda Melalui Aplikasi Ilmu-ilmu Humaniora
3.
LATAR BELAKANG
Bahasa
merupakan salah satu dari unsur-unsur tujuh kebudayaan universal yang
dicetuskan oleh Koentjaraningrat.
Menurutnya, kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Sebagai
mahkluk sosial, manusia perlu berinteraksi dengan manusia lain. Dalam
berinteraksi, manusia memerlukan bahasa untuk menyampaikan pikiran dan pesan
yang ingin disampaikan kepada lawan bicaranya. Menurut Kridalaksana (1982),
bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh suatu
kelompok masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan
diri. Dari pendapat diatas dapatlah disimpulkan bahwa tanpa bahasa, manusia akan mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian, bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia.
Perkembangan bahasa dan sastra di Indonesia sudah ada sejak diikrarkan
Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Namun, melihat keberanekaragaman budaya Indonesia yang
multikulturalisme, dari segi bahasa pun memiliki ratusan bahkan ribuan bahasa
daerah. Berdasarkan data yang didapat
dari Pusat Bahasa (dalam Darmojuwono, 2011) menyatakan bahwa jumlah
bahasa daerah yang hidup dan berkembang di Indonesia lebih dari 700 bahasa
daerah.
Sejalan dengan hal tersebut, bahasa pun digunakan sastrawan sebagai media untuk menyampaikan
ide atau gagasannya kepada masyarakat luas. Dalam dunia sastra, bahasa dapat
dikatakan sebagai “jembatan” yang menghubungkan sastrawan dan masyarakat
luas.Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa sastrawan menggunakan
bahasa Indonesia atau bahasa daerah dalam karya sastra yang diciptakannya untuk
berkomunikasi dengan masyarakat penikmatnya. Hal ini berarti bahwa dalam
sastra, bahasa menjadi unsur yang langsung disentuh masyarakat luas.
Namun, pada kenyataannya, eksistensi bahasa dan
sastra daerah makin minim penutur
akibat rendahnya komitmen untuk melestarikannya. Rendahnya komitmen untuk melestarikan
bahasa dan sastra daerah diyakini akan mengakibatkan keterpurukan dan tidak
menutup kemungkinan akan berangsur-angsur punah. Siapakah yang
bertanggungjawabuntuk semua ini?Semua orang memiliki kewajiban untuk
melestarikan bahasa dan sastra daerah terutama generasi muda, masa dimana
kesempatan dan persiapan seharusnya dilakukan untuk mulai berbuat lebih
khususnya dalam menangani keterpurukan bahasa daerahnya sendiri.Dibutuhkannya
para generasi muda untuk ikut berperan
dalam melestarikan bahasa dan sastra daerah sebagai warisan budaya.
Dalam konteks pembangunan karakter bangsa, posisi
generasi muda sangat strategis karena mereka yang akan mengemban estafet
kepemimpinan bangsa pada masa kini dan masa depan. Dengan melestarikan dan
mempertahankan bahasa dan sastra daerah berarti, mereka telah ikut menjaga eksistensi bahasa dan sastra daerah serta nilai-nilai budaya yang terkandung
didalamnya. Bahkan lebih luas lagi, jika bahasa dan sastra daerah terus
eksis, maka tentu akan menunjang eksistensi Budaya Nasional. Berangkat dari tujuan itulah kami mengangkat tema Olimpiade
Humaniora Udayana VIII tahun 2016 ini “Upaya
Pencegahan Punahnya Bahasa Dan Sastra Daerah Oleh Generasi Muda Melalui
Aplikasi Ilmu-Ilmu Humaniora”
1.
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari
penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesadaran para
generasi muda akan pentingnya peran serta mereka dalam pertumbuhan ekonomi
nasional.
2. Mengajak para generasi muda
untuk mengembangan ekonomi melalui ilmu-ilmu humaniora.
3. Sebagai wadah untuk mewujudkan
pemikiran kritis terhadap fenomena yang terjadi dengan penuh pertimbangan akan
martabat manusia berlandaskan ilmu - ilmu humaniora.
4. Memperkenalkan kepada
masyarakat umum bagaimana hubungan perekonomian dengan ilmu - ilmu yang
berbasis humaniora.
5. Mensosialisasikan ilmu - ilmu
humaniora di kalangan siswa-siswi tingkat SMP dan SMA / SMK / sederajat
se-Bali.
6. Mendorong semangat siswa - siswi
untuk menerapkan nilai - nilai humaniora dalam kehidupan sehari - hari, terutama
dalam bidang ekonomi sehingga dapat menumbuhkan sikap menjunjung tinggi integritas
bangsa.
7. Menumbuhkan semangat generasi
muda untuk terus tanggap dan kritis terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya serta bagaimana
solusinya.
Untuk lebih lengkapnya, silakan klik link berikut untuk mendownload proposal OH VIII Udayana : Proposal OH VIII Udayana
Untuk lebih lengkapnya, silakan klik link berikut untuk mendownload proposal OH VIII Udayana : Proposal OH VIII Udayana
0 komentar:
Posting Komentar